23 Desember 2008

Temuan Sementara GeRAK Aceh 30 Persen Dana P2KP BKM Bungong Seulanga Terindikasi Korupsi

Harian Aceh, 23 Desember 2008-12-24

Sekitar 30 Persen dari Rp 91.014.000 dana sosial Program penanggulangan Kemiskinan Perotaan (P2KP) yang dikeloloa bandan Kemakmran Mesjid (BKM) Bungong Seulanga, elurahan Sukaramai, Banda Aceh, diduga kuat penyaluran bersifat fiktif.

“Itu baru temuan awal” ungkap Yulindawati, Staf Monitoring Rehabilitasi dan Rekonstruksi GeRAk Aceh, Senin (22/12). Menurutnya pengelolaan dana sosial atas lima program sosial untuk masyarakat Sukaramai tersebut, tidak tepat sasaran. Bahkan, peserta kegiatan tersebut didominasi oleh anggota BKM itu sendiri. Hal itu dibenarkan oleh Ilyas Hanafiah, Kepala Lingkungan Keumala, Sukaramai. Selama ini, program BKM untuk anggaran tahun 2007 tersebut tidak diketahui sama sekali. “ contohnya untuk bantuan orang jompo, ada nama yang sudah meniggal tujuh tahun, tapi masih menerima bantuan” kata Ilyas. Dari anggaran 2007 yang dikelola BKM Bungong seulanga, ada lima program yang sementara diduga terindikasi mark –up dan fiktif. Lima program tersebut, bantuan untuk orang Jompo dengan anggaran Rp. 29. 800.000, santunan anak yatim (Rp. 30 Juta), bantuan untuk orang cacat (Rp. 10.800.000), pelatihan kue tradisional (Rp.8.500.000) dan pelatihan menjahit (Rp.12.414.000). Khusus untuk bantuan Jompo, Kata llyas, ada empat item barang yang disalurkan yaitu susu anline (120 Kg), roti kaleng (120 sak), gula (5 Kg) dan beras satu sak untuk ukuran 15 Kg. “tapi yang disalurkan hanya beras satu sak dan uang yang bervariasi antara Rp 90 ribu-Rp135 ribu”, jelasnya. Bahkan program bantuan orang jompo yang ditargetkan untuk 121 orang tersebut, hanya 116 orang yang menerima bantua “ itupun kalau dikaji dari LPJ nya, yang tertera hanya 120 orang”, tambahnya

Menurut temuan GeRAK, kata Linda, khusus untuk program orangjompo ini, ada nomor urut penerima bantuan yang dihilangkan, yaitu nomor urut 46, 94, 96, 109 dan nomor 112. Sementara untuk bantuan anak yatim, diduga penyaluran barang barang dari P2KP tidak pernah ada. Menurutnya, selama ini, dari pengakuan beberapa anak yatimdi sukaramai, mereka menerima bantuan hanya dari OKI. Bukan P2KP. Untuk banuan cacat. Dtemukan kejangalan penyaluran yakni pada salah satu warga yang sama sekali tidak cacat fisiknya. Ilyas menyebutkan penerima bantuan korban cacat tersebut, diterima oleh Totok.. “ Kesehariannya ia mengajar les karate, kok dibilang cacat. Ujarnya.

Katanya, dari sekian banyak bantuan, korban cacat hanya menerima satu sak beras lima belas kilo. Sementara anggaran yang dibuat program, diplokan sebesar Rp 10.400.000. “ Diduga pihak BKM meraup keuntungan dari beras tersebut berkisar enam jutaan rupiah”, katanya. Linda juga menmbahkan, dalam laporan pertanngung jawaban BKM tersebut, terdapat banyak sekali faktur-faktur yang bermasalah. Selain itu, ada beberapa peserta program pelatihan yang dilaksanakan oleh BKM, didominasi oleh anggota BKM it sendiri. “ Sayangnya fihak Faskel P2KP, Korkot dan PJOK Baiturrahman, tidak teliti dalam pemeriksaan LPJ tersebut”’ ungkap Linda.

Seharusnya lanjut Linda, pihak tersebut tidak langsung menandatangani Laporan Pertanggung Jawaban Kerja (LPJK) BKM bungong Seulanga, kalauada hal-hal seprti ini. “ Belum lagi, ada daftar bantusn penerima bantuan yang ganda. Tapi, ianya tidak mendapatkan bantuan. Lalu kemana bantuan itu disalurkan”, Sambung Ilyas. Pihak warga meminta agar Word Bank Selaku donatur P2KP dan jajaran untuk memblokir angaran bantuan 209. “ ditunda bantuan dulu bantuan itu, kalau kasus penggelapan dana ini belum jelashasilnya. Kalaupun disalurkan, kami minta pengurus BKM diganti, Pinta Ilyas. cbn

Tidak ada komentar: